Penjual takjil di Jember, Jawa Timur, berbeda dari yang lain. Ia tidak menggunakan pakaian yang biasa dipakai para pedagang, melainkan ia memakai kostum badut. Hal ini dilakukan agar ia bisa menarik lebih banyak perhatian dari para pejalan kaki dan pembeli, sehingga ia bisa meraup omzet antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per hari selama Ramadhan.
Penjual takjil yang berbeda ini berjualan di jalan Letjen Suprapto, Kebonsari, Jember. Selain memakai kostum badut, ia juga membawa tongkat dan topi yang biasa dipakai badut. Kostum yang ia pakai pun tidak hanya berwarna merah, melainkan juga berbagai macam warna lainnya.
Ini bukanlah kali pertama penjual takjil di Jember yang berbeda dari yang lain. Sebelumnya, ada penjual takjil yang memakai topeng dan kostum karakter superhero. Hal ini membuat para pembeli sangat terkesan dengan penjual takjil yang berbeda dan unik tersebut.
Penjual takjil yang berbeda ini tentu saja memiliki dampak positif bagi masyarakat. Seperti membuat para pembeli merasa tertarik dan senang, membuat para pejalan kaki yang melihatnya terhibur, dan menciptakan suasana yang lebih menyenangkan.
Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa para penjual takjil di Jember memiliki inovasi yang tinggi dalam menjual produk mereka. Inovasi ini dapat meningkatkan omzet penjualan mereka dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Jember memiliki budaya yang kuat dalam berbisnis. Budaya yang kuat ini dapat menciptakan suasana yang lebih menyenangkan bagi para pembeli dan pejalan kaki.
Penjual takjil yang berbeda ini tentu saja menjadi inspirasi bagi para pedagang lain di Jember untuk terus berinovasi dalam berbisnis. Dengan berinovasi, para pedagang bisa menarik lebih banyak pembeli dan membuat masyarakat Jember lebih ceria.